Legal Review of Specimen Collection for DNA Testing Without the Sample Owner's Authorization
DOI:
https://doi.org/10.62951/ijph.v2i2.431Keywords:
legality, DNA testing, right to privacy, legal evidence, consentAbstract
In the modern legal system, Deoxyribonucleic Acid (DNA) testing has become an important tool in the resolution of criminal and civil cases in Indonesia. The use of DNA can assist in determining blood relations, uncovering sexual abuse cases, and proving involvement in other crimes. Nonetheless, there are various legal issues that arise regarding the collection of DNA specimens without the consent of the sample owner. In Indonesia, although there are personal data protection regulations such as the Health and Population Administration Law, there are no specific provisions regarding the legality of unauthorized DNA sampling. This creates uncertainty in the legal system, especially in terms of evidence being recognized in court. Unauthorized DNA sampling can violate an individual's right to privacy guaranteed by the 1945 Constitution and the Criminal Procedure Law. This potentially makes DNA test results inadmissible as valid evidence in court. Therefore, this study aims to analyze the legality of the practice of unauthorized DNA sampling and its impact on the legal evidentiary system in Indonesia. The study also highlights the importance of medical ethics and legal protection of privacy in determining the validity of DNA evidence in judicial proceedings. It also explores the role of medical ethics and privacy law in determining the validity of DNA test results in the judicial process, and provides recommendations for clearer regulations regarding DNA sampling procedures.
Downloads
References
Abdurrahman, A. (1976). Qaidah-qaidah fikih. Bulan Bintang.
Alfitra. (2014). Hukum pembuktian dalam beracara pidana, perdata, dan korupsi di Indonesia. Asser.
Aprilia, S. S., Siregar, E., & Munandar, T. I. (2023). Perlindungan hukum terhadap hak tersangka melalui upaya praperadilan. PAMPAS: Journal of Criminal Law, 4(1), 16–32.
Asrun, A. M. (2016). Hak asasi manusia dalam kerangka negara hukum: Catatan perjuangan di Mahkamah Konstitusi. Jurnal Cita Hukum, 4(1), 133–154.
Azmi, U. E. (2019). Pemanfaatan Tes Deoxyribo Nucleat Acid (DNA) oleh Penyidikan untuk Identifikasi Pelaku dan Korban Terorisme (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Bakhtiar, H. S., Ilyas, A., Kholiq, A., & Bakhtiar, H. S. (2025). The utilisation of scientific crime investigation methods and forensic evidence in the criminal investigation process in Indonesia. Egyptian Journal of Forensic Sciences, 15(39), 1–18.
Buran, S. F., & Hayon, B. S. (2024). Moralitas dan kewajiban: Pemikiran etis Imanuel Kant. Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi, 1(12), 1011–1019.
Cahyaningati, S. D. (2024). Tinjauan hukum dan etika pemanfaatan teknologi DNA dalam penegakan hukum di Indonesia (Skripsi). Universitas Lampung.
Cevitra, M., & Djajaputra, G. (2023). Perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad) menurut Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan perkembangannya. UNES Law Review, 6(1), 2722–2731.
Fardhinand, H. A. (2015). Eksistensi tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) sebagai alat bukti dalam pembuktian hukum pidana. Lex Crimen, 4(2), 199–207.
Fauziah, V. (2017). Hak hadhanah dan nafkah anak (Studi putusan di Pengadilan Agama Serang, Pengadilan Tinggi Agama Banten, dan kasasi di Mahkamah Agung) (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Felenditi, D. (2009). Penegakan otonomi pasien melalui persetujuan tindakan medis (informed consent). Jurnal Biomedik, 1(1), 29–40.
Gaffar, E. K. (2017). Menebar kebaikan itu indah. PT. Elex Media Komputindo.
Giovani. (2021). Menilik penerapan prinsip “Exclusionary Rules” dalam hukum acara pidana di Indonesia. pn-kotamobagu.go.id. https://pn-kotamobagu.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83:menilik-penerapan-prinsip-exclusionary-rules-dalam-hukum-acara-pidana-di-indonesia&catid=86&Itemid=650
Gultom, N. C., & Munandar, I. T. (2024). Pengaturan terhadap tes DNA (Deoxyribo Nucleic Axid) dalam menentukan kebenaran materil pada pembuktian tindak pidana. PAMPAS: Journal of Criminal Law, 5(2), 222–232.
Hamzah, A. (2019). Hukum acara pidana Indonesia. PT. Sinar Grafika.
Harefa, B., Nabilla, F., Bakhtiar, S. H. S., & S. (2025). Increasing temperature changes on human health: From an environmental law perspective in Indonesia. In 2nd International Conference Changing of Business Law (ICOCLB 2024) (pp. xx–xx). Jakarta.
Hayati, N. N. S., Warjiyati, S., & M. (2021). Analisis yuridis konsep Omnibus Law dalam harmonisasi peraturan perundang-undangan di Indonesia. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 16(1), 1–18.
Hulam, T. (2005). Reaktualisasi alat bukti tes DNA prespektif hukum Islam dan hukum positif. Kurnia Kalam.
Hutajulu, M. M. (2023). Principium Iuris Pateientium sebagai perlindungan terhadap hak pasien yang terkena stroke. Journal of Global Legal Review, 1(2), 23–36.
Iskandar, D., W. N., Z., Almanda, A., Abdinur, I., Putra, D. Y., Andriani, C. Y., & Z. (2024). Perkembangan teori dan penerapan asas legalitas dalam hukum pidana Indonesia. Jimmi: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Multidisiplin, 1(3), 293–305.
Julyano, M., & Sulistyawan, A. Y. (2019). Pemahaman terhadap asas kepastian hukum melalui konstruksi penalaran positivisme hukum. Jurnal Crepido, 1(1), 13–22.
Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman dan standar etik penelitian dan pengembangan kesehatan nasional. Kementerian Kesehatan RI.
Latifah, M. (2021). Perlukah mengatur prinsip exclusionary rules of evidence dalam RUU Hukum Acara Pidana? Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan, 12(1), 101–122.
Prahassacitta, V. (2018). Makna keadilan dalam pandangan John Rawls. business-law.binus.ac.id. https://business-law.binus.ac.id/2018/10/17/makna-keadilan-dalam-pandangan-john-rawls/
Prasetyo, H., Waluyo, B., Roring, S. E. B., & Salles, S. (2024). Reconstruction of criminal design based on strict liability theory for hospitals in cases of medical malpractice against patients. Jurnal Suara Hukum, 6(2), 331–355.
Pratiwi, E., Negoro, T., & Hayka, H. (2022). Teori utilitarianisme Jeremy Bentham: Tujuan hukum atau metode pengujian produk hukum. Jurnal Konstitusi, 19(2), 269–293.
Putra, T. S. W. (2024). Etika utilitarianisme Jeremy Bentham sebagai basis posisi etis ekonomi Pancasila di Indonesia. ECONOMIE, 6(2), 169–185.
Rahayu, N. (2012). Rangkuman kimia. TransMedia.
Rosidi, A., Zainuddin, M., & Arifiana, I. (2024). Metode dalam penelitian hukum normatif dan sosiologis (field research). Journal Law and Government, 2(1), 46–58.
Sa'ari, M. H., Artika, C., Koesoemah, R., & Nursaid, F. (2023). Hak alamiah menurut John Locke. Jurnal Pendidikan, Seni, Sains dan Sosial Humaniora, 1(1), 1–25.
Saleh, A. R., & Fawaid, I. (2023). Perspektif aliran utilitarianisme dalam hukum dan kaitannya dengan pemberlakuan UU Cipta Kerja. Al-Hukmi: Jurnal Hukum Ekonomi Syari’ah dan Keluarga Islam, 4(2), 1–19.
Sebastian, T. (2023). Anti-positivisme Ronald Dworkin: Menalar hukum sebagai moralitas. Undang: Jurnal Hukum, 6(1), 269–308.
Suryadi, T. (2009). Prinsip-prinsip etika dan hukum dalam profesi kedokteran. Makalah disampaikan pada Pertemuan Nasional V JBHKI dan Workshop III Pendidikan Bioetika dan Medikolegal, Medan.
Suryo. (1994). Genetik manusia. Gadjah Mada University Press.
Suryo. (2001). Genetika Strara I (Cet. ke-9). Gadjah Mada University Press.
Taufik, M. (2013). Filsafat John Rawls tentang teori keadilan. Mukaddimah, 19(1), 41–63.
Utami, I. (2016). Eksistensi tes Deoxyribo Nucleic Acid dalam menentukan nasab. Medina-Te: Jurnal Studi Islam, 14(2), 143–160.
Wahyuni, W. (2022). Pembuktian alat bukti dalam perkara pidana dan perdata. hukumonline.com. https://www.hukumonline.com/berita/a/pembuktian-alat-bukti-dalam-perkara-pidana-dan-perdata-lt62d51f4edb81b/
Wijaya, M. H. (2020). Sebuah perjalanan pemikiran negara hukum. Unmas Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 International Journal of Public Health

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.